Stainless Steel adalah material baja paduan yang memiliki keunggulan anti karat berkat adanya kandungan kromium. Di artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut berbagai tipe stainless steel yang sering digunakan dalam industri dan rumah tangga, serta beberapa elemen penting lain yang menjadi bahan penyusun stainless steel. Dengan memahami kosakata ini, Bapak-bapak dan Ibu-ibu bisa lebih mudah memilih jenis stainless steel yang sesuai untuk kebutuhan sehari-hari.
Jenis-jenis Stainless Steel
- Austenitic Stainless Steel
Tipe 201: Ini jenis yang lebih ekonomis karena kandungan nikel yang lebih rendah. Biasanya dipake buat peralatan rumah tangga dan dekorasi.
Tipe 304: Paling umum dipake, tahan karat, dan mudah dibentuk. Cocok buat peralatan dapur, tangki penyimpanan, dan pipa.
Tipe 316: Lebih tahan korosi karena ada tambahan molibdenum. Sering dipake di lingkungan laut dan industri kimia. - Ferritic Stainless Steel
Tipe 430: Kandungan kromium tinggi, tapi tanpa nikel. Biasanya dipake buat peralatan rumah tangga kayak mesin cuci dan kulkas.
Tipe 409: Sering dipake buat knalpot mobil karena tahan panas dan korosi. - Martensitic Stainless Steel
Tipe 410: Kuat dan bisa dikeraskan, tapi ketahanan korosinya lebih rendah. Dipake buat pisau dan alat bedah.
Tipe 420: Mirip sama 410, tapi bisa dipoles lebih kinclong. Sering dipake buat alat potong dan perhiasan. - Duplex Stainless Steel
Kombinasi antara austenitic dan ferritic, jadi lebih kuat dan tahan korosi. Biasanya dipake di industri minyak dan gas. - Precipitation Hardening Stainless Steel
Tipe 17-4 PH: Bisa dikeraskan dengan perlakuan panas, jadi kuat dan tahan korosi. Dipake buat komponen pesawat dan turbin. - Nitronic Stainless Steel
Nitronic 50: Jenis ini punya ketahanan korosi yang lebih baik dibanding tipe 316 dan kekuatan yang lebih tinggi. Biasanya dipake di industri kelautan dan kimia.
Nitronic 60: Dikenal karena ketahanan terhadap keausan dan galling (pengikisan akibat gesekan). Sering dipake buat komponen mesin dan peralatan yang sering bergesekan. - Super Austenitic Stainless Steel
Tipe 904L: Mengandung kadar nikel dan molibdenum yang tinggi, bikin dia sangat tahan terhadap korosi, terutama di lingkungan asam. Dipake di industri kimia dan pengolahan minyak. - Super Duplex Stainless Steel
Jenis ini punya ketahanan korosi dan kekuatan yang lebih tinggi dibanding duplex biasa. Cocok buat aplikasi di lingkungan yang sangat korosif, seperti industri minyak dan gas lepas pantai. - Ferritic-Austenitic Stainless Steel
Kombinasi antara struktur ferritic dan austenitic, memberikan keseimbangan antara ketahanan korosi dan kekuatan. Sering dipake buat tangki penyimpanan dan pipa.
Bahan-bahan dalam Stainless Steel
- Besi (Fe)
Peran: Sebagai komponen utama, besi memberikan struktur dasar dan kekuatan pada stainless steel. - Kromium (Cr)
Peran: Menyumbang ketahanan terhadap korosi dengan membentuk lapisan oksida pelindung di permukaan baja.
Kandungan: Minimal 10,5% dalam stainless steel. - Nikel (Ni)
Peran: Meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan memberikan sifat austenitik, yang membuat baja lebih mudah dibentuk dan tidak magnetik.
Kandungan: Bervariasi, biasanya antara 8-12% pada tipe 304. - Molibdenum (Mo)
Peran: Meningkatkan ketahanan terhadap korosi, terutama di lingkungan yang mengandung klorida dan asam.
Kandungan: Sekitar 2-3% pada tipe 316. - Karbon (C)
Peran: Meningkatkan kekerasan dan kekuatan, namun kandungan yang terlalu tinggi dapat mengurangi ketahanan korosi.
Kandungan: Biasanya rendah, sekitar 0,08% pada tipe 304. - Mangan (Mn)
Peran: Meningkatkan kekuatan dan kekerasan, serta membantu dalam proses pembuatan baja.
Kandungan: Bervariasi, bisa mencapai 2% atau lebih. - Silikon (Si)
Peran: Meningkatkan ketahanan terhadap oksidasi dan membantu dalam proses pembuatan baja.
Kandungan: Biasanya sekitar 1%. - Nitrogen (N)
Peran: Meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap korosi.
Kandungan: Ditambahkan dalam jumlah kecil pada beberapa jenis stainless steel. - Fosfor (P) dan Sulfur (S)
Peran: Biasanya dianggap sebagai pengotor, namun dalam jumlah kecil dapat meningkatkan kemampuan mesin.
Kandungan: Dijaga serendah mungkin untuk menjaga kualitas baja. - Titanium (Ti)
Peran: Mengikat karbon untuk mencegah pembentukan karbida kromium, sehingga meningkatkan ketahanan terhadap korosi antar butir.
Penggunaan: Ditambahkan pada stainless steel stabilisasi, seperti tipe 321, untuk aplikasi pada suhu tinggi. - Niobium (Nb) atau Columbium (Cb)
Peran: Mirip dengan titanium, niobium mengikat karbon dan mencegah pembentukan karbida kromium, meningkatkan ketahanan korosi antar butir.
Penggunaan: Digunakan dalam stainless steel tipe 347 untuk aplikasi suhu tinggi. - Tembaga (Cu)
Peran: Meningkatkan ketahanan terhadap korosi di lingkungan asam dan meningkatkan sifat pengerasan presipitasi.
Penggunaan: Ditemukan dalam stainless steel tipe 904L dan beberapa jenis baja tahan karat pengerasan presipitasi. - Aluminium (Al)
Peran: Digunakan dalam stainless steel pengerasan presipitasi untuk meningkatkan kekuatan melalui pembentukan presipitat.
Penggunaan: Ditemukan dalam stainless steel tipe 606 dan 601. - Tungsten (W)
Peran: Meningkatkan kekuatan pada suhu tinggi dan ketahanan terhadap korosi.
Penggunaan: Digunakan dalam beberapa stainless steel super austenitik dan super duplex. - Kobalt (Co)
Peran: Meningkatkan stabilitas fasa austenitik dan ketahanan terhadap korosi.
Penggunaan: Ditemukan dalam beberapa stainless steel khusus untuk aplikasi suhu tinggi. - Vanadium (V)
Peran: Meningkatkan kekuatan dan ketahanan terhadap keausan melalui pembentukan karbida vanadium.
Penggunaan: Digunakan dalam beberapa stainless steel martensitik dan baja alat.
Istilah-Istilah Teknis dalam Stainless Steel
- Passivation: Proses kimia yang membersihkan permukaan stainless steel dari kontaminan dan membentuk lapisan oksida pelindung untuk mencegah korosi.
- Annealing: Proses pemanasan stainless steel hingga suhu tertentu, kemudian didinginkan perlahan untuk menghilangkan tegangan internal dan meningkatkan keuletan serta ketahanan korosi.
- Cold Rolling: Proses pembentukan stainless steel pada suhu kamar untuk mencapai ketebalan dan permukaan yang diinginkan, meningkatkan kekuatan dan kualitas permukaan.
- Pickling: Proses pembersihan permukaan stainless steel menggunakan larutan asam untuk menghilangkan oksida, kerak, atau kontaminan lainnya.
- Descaling: Proses penghilangan lapisan oksida atau kerak dari permukaan stainless steel yang terbentuk selama pemanasan atau pengerjaan panas.
- Temper Rolling: Proses pengerolan ringan setelah annealing untuk meningkatkan kekuatan dan mengontrol sifat mekanik serta permukaan stainless steel.
- Solution Treatment: Proses pemanasan stainless steel hingga suhu tinggi untuk melarutkan fasa sekunder, diikuti pendinginan cepat untuk mempertahankan struktur homogen.
- Sensitization: Kondisi di mana karbida kromium terbentuk di batas butir akibat pemanasan pada rentang suhu tertentu, mengurangi ketahanan korosi antar butir.
- Stabilization: Penambahan elemen seperti titanium atau niobium ke dalam stainless steel untuk mencegah pembentukan karbida kromium dan meningkatkan ketahanan korosi antar butir.
- Duplex Structure: Struktur mikro yang terdiri dari campuran fasa austenitik dan ferritik, memberikan kombinasi kekuatan tinggi dan ketahanan korosi yang baik.
- Precipitation Hardening: Proses pengerasan stainless steel melalui pembentukan partikel presipitat yang meningkatkan kekuatan tanpa mengurangi ketahanan korosi.
- Pitting Corrosion: Jenis korosi lokal yang menyebabkan lubang kecil pada permukaan stainless steel, sering terjadi di lingkungan yang mengandung klorida.
- Crevice Corrosion: Korosi yang terjadi di celah atau area tertutup di mana larutan korosif terperangkap, menyebabkan kerusakan lokal pada stainless steel.
- Stress Corrosion Cracking (SCC): Keretakan yang terjadi akibat kombinasi tegangan tarik dan lingkungan korosif, sering terjadi pada stainless steel di lingkungan klorida.
- Intergranular Corrosion: Korosi yang terjadi di sepanjang batas butir akibat sensitization, mengurangi kekuatan dan integritas struktural stainless steel.
- Ferritic Stainless Steel: Jenis stainless steel dengan struktur mikro ferritik, mengandung kromium tinggi dan nikel rendah, memiliki sifat magnetik dan ketahanan korosi sedang.
- Austenitic Stainless Steel: Jenis stainless steel dengan struktur mikro austenitik, mengandung kromium dan nikel tinggi, non-magnetik, dan memiliki ketahanan korosi tinggi.
- Martensitic Stainless Steel: Jenis stainless steel dengan struktur mikro martensitik, dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, memiliki kekuatan tinggi namun ketahanan korosi lebih rendah.
- Duplex Stainless Steel: Kombinasi struktur mikro austenitik dan ferritik, memberikan keseimbangan antara kekuatan tinggi dan ketahanan korosi yang baik.
- Precipitation Hardening Stainless Steel: Jenis stainless steel yang diperkuat melalui proses presipitasi, menghasilkan kekuatan tinggi dan ketahanan korosi yang baik.
Stainless steel, atau baja tahan karat, adalah material yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari peralatan dapur hingga konstruksi bangunan, material ini dikenal karena ketahanannya terhadap karat dan kekuatannya yang mumpuni.
Memahami berbagai jenis stainless steel dan istilah teknis terkait membantu kita memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan memastikan perawatan yang tepat. Dengan pengetahuan ini, kita dapat memaksimalkan manfaat dan umur panjang dari barang-barang berbahan stainless steel yang kita gunakan.
Jadi buat bapak-bapak dan ibu-ibu yang ingin tahu produk-produk stainless steel dapat diterapkan di mana aja, Bapak dan Ibu bisa mampir langsung ke inovakit.id buat liat-liat produk stainless steel kita! Ada berbagai macam produk yang tahan lama, dari perlengkapan rumah sampai kebutuhan industri. Yuk kunjungi aja, barangkali ketemu produk yang pas buat kebutuhan sehari-hari. Jangan sampai kelewatan, ya