Sejarah penggunaan mimbar sejak dahulu kala, mimbar memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, politik, dan keagamaan. Mimbar bukan hanya sekadar tempat berdiri atau duduk bagi seorang pemimpin, melainkan juga simbol otoritas, pusat penyampaian pesan, dan media komunikasi antara pemimpin dengan masyarakat. Dari zaman klasik hingga era modern, mimbar terus mengalami perkembangan bentuk, fungsi, serta makna yang melekat di dalamnya.
Artikel ini akan membahas sejarah panjang penggunaan mimbar, mulai dari awal kemunculannya, peran di berbagai peradaban, hingga perkembangannya dalam konteks masjid, gereja, institusi akademik, hingga podium modern yang kita kenal sekarang.
Sejarah Awal Munculnya Mimbar dalam Islam
Dalam catatan sejarah, keberadaan mimbar dalam tradisi Islam bermula di Masjid Nabawi pada masa Rasulullah SAW. Seperti dijelaskan dalam buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya di Akhir Zaman karya Brilly El-Rasheed, awalnya Rasulullah SAW ketika menyampaikan khutbah Jumat atau nasihat kepada para sahabat hanya bersandar pada batang pohon kurma yang ditancapkan di lantai masjid. Kondisi ini berlangsung cukup lama dan sederhana.
Namun, seiring berjalannya waktu, ketika tubuh Rasulullah SAW semakin berisi, salah seorang sahabat bernama Tamim Ad-Dari merasa perlu membuatkan tempat khusus agar beliau lebih nyaman saat berkhutbah. Dari sinilah cikal bakal mimbar muncul. Tamim pun membuat sebuah mimbar sederhana dengan dua anak tangga yang kemudian digunakan Rasulullah SAW untuk berdiri saat menyampaikan khutbah.
Melihat manfaatnya, muncul gagasan agar mimbar dibuat lebih tinggi lagi, sehingga jamaah bisa lebih jelas melihat dan mendengar suara Rasulullah SAW. Usulan ini diterima, hingga akhirnya dibuatlah mimbar dengan tiga anak tangga. Mimbar tersebut kemudian diletakkan di posisi tetap dalam masjid dan digunakan Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya.
Menurut riwayat dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi, Rasulullah SAW bahkan pernah mengutus seorang sahabat untuk menyampaikan perintah kepada seorang budak wanita Anshar agar membuatkan mimbar baru. Bahan utama mimbar diambil dari kayu Tharfa’ Al-Ghabah, kawasan dekat Madinah yang saat itu dikenal dengan kualitas kayunya.
Baca Juga: Mimbar Khutbah Masjid dari Kayu dan Stainless: Mana yang Lebih Cocok?
Mukjizat Pohon Kurma yang Menangis
Peralihan dari batang pohon kurma ke mimbar permanen ini juga disertai dengan kisah penuh hikmah. Disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW mulai menggunakan mimbar baru, batang pohon kurma yang sebelumnya menjadi sandarannya menangis. Suara tangisan itu terdengar jelas hingga membuat para sahabat terkejut.
Rasulullah SAW kemudian turun dari mimbarnya, menghampiri batang kurma tersebut, dan memeluknya. Setelah itu, batang kurma itu pun tenang. Beliau bersabda, “Seandainya aku tidak mendekapnya, ia akan terus menangis hingga hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah). Peristiwa ini dikenal sebagai salah satu mukjizat yang menunjukkan kedekatan Rasulullah SAW dengan makhluk ciptaan Allah SWT.
Perkembangan Mimbar Pasca Rasulullah SAW
Sejak saat itu, mimbar menjadi bagian tak terpisahkan dari masjid. Para khatib menggunakannya untuk menyampaikan khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul Adha, hingga ceramah agama. Desain mimbar pun mulai berkembang: dari yang sederhana berbahan kayu, hingga menjadi karya seni dengan ukiran indah pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
Kini, mimbar hadir dalam berbagai bentuk dan material. Selain kayu tradisional, banyak masjid modern memilih mimbar stainless minimalis yang tahan lama, anti karat, dan mudah dirawat. Bahan stainless juga memberikan kesan elegan serta higienis, sesuai dengan kebutuhan masjid perkotaan yang menuntut praktis sekaligus estetis.
Baca Juga: Berapa Tinggi Ideal Mimbar Khutbah Masjid? Ini Standarnya
Mimbar di Era Modern
1. Mimbar Sebagai Podium Formal
Di era modern, konsep mimbar berkembang menjadi podium yang digunakan di berbagai acara, baik formal maupun informal. Podium minimalis stainless kini banyak digunakan dalam:
- Sekolah dan Universitas → sebagai tempat guru atau dosen menyampaikan materi.
- Instansi Pemerintah → untuk sambutan pejabat negara.
- Perusahaan dan Event → untuk presentasi maupun konferensi.
Material podium pun semakin bervariasi. Salah satu yang populer adalah podium stainless, karena tahan lama, tidak mudah berkarat, dan memberikan kesan elegan.
2. Perkembangan Desain Mimbar
Jika pada masa klasik mimbar cenderung megah dan penuh ornamen, kini desain podium lebih mengutamakan kesederhanaan (minimalis) dan fungsi praktis.
Podium modern memiliki fitur:
- Desain presisi dengan logo instansi.
- Material stainless yang kokoh dan higienis.
- Tersedia model custom, dari kombinasi kayu hingga akrilik.
InovaKit Hadirkan Mimbar Minimalis Tahan Lama
📎LIhat ProdukJika Inovanian sedang mencari mimbar berkualitas untuk masjid atau acara resmi, pilihlah produk dari InovaKit. Dengan pengalaman panjang sebagai produsen perlengkapan stainless, InovaKit menghadirkan mimbar stainless minimalis yang kokoh, elegan, dan awet.
Setiap produk dirancang dengan material premium anti karat, desain presisi, serta bisa custom logo atau ornamen sesuai kebutuhan masjid maupun instansi. Tidak hanya itu, Kami juga memberikan garansi resmi dan layanan purna jual yang terpercaya.
Jadi, untuk mendapatkan mimbar berkualitas yang tahan lama dan modern, jangan ragu untuk mempercayakan pilihan Inovanian kepada InovaKit.
Kesimpulan
Sejarah penggunaan mimbar menunjukkan bagaimana benda sederhana ini memiliki makna besar dalam perjalanan peradaban manusia. Dari Yunani Kuno, Romawi, Islam, hingga era modern, mimbar tetap menjadi pusat komunikasi, simbol kepemimpinan, dan media penyampaian pesan.
Kini, desain mimbar terus berkembang menyesuaikan zaman. Mimbar masjid stainless dan podium minimalis modern menjadi pilihan karena awet, elegan, dan praktis.
👉 Jadi, jika Inovanian sedang mencari podium minimalis stainless berkualitas, percayakan pada InovaKit, produsen berpengalaman yang menghadirkan mimbar terbaik untuk masjid, sekolah, instansi, maupun acara besar.
